Home Page

Banner Web

Berita

December 25, 2023

Selamat Hari Natal 2023

Kami segenap keluarga KITLV-Jakarta mengucapkan Selamat Hari Natal bagi yang merayakan. Semoga damai, kehangatan, serta cinta kasih menyelimuti setiap hati...
Read More
December 25, 2023

Terima Kasih Pemberi Hadiah

Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan hibah buku dan publikasi lain yang berharga untuk menambah khazanah...
Read More
December 21, 2023

Pengumuman

Dalam rangka Hari Raya Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, Kantor KITLV-Jakarta dan Leiden Indonesia akan tutup mulai tanggal 25...
Read More
1 3 4 5 6 7 39

Terbitan

Rogier Chorus, Untuk Hukum dan Keadilan; Paul Scholten (1875-1946): biografi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia; KITLV-Jakarta, 2024, xxii+422 hlm.

PAUL SCHOLTEN dipandang sebagai pakar hukum Belanda terbesar di abad yang lalu.
Pemikiran orisinalnya tentang hukum dan penemuan hukum itu masih menjadi perbincangan di kalangan hukum. Scholten juga seorang organisator berbakat yang antara lain berhasil mendirikan Rechtshogeschool (Sekolah Tinggi Hukum) di Batavia (sekarang Fakultas Hukum Universitas Indonesia). Rasa keadilannya membawanya pada sikap pantang menyerah terhadap penjajah di masa perang; ia mengilhami banyak muridnya yang berperan dalam pengembangan studi setelah perang.

Read More

Terbitan

La Galigo: Menurut Naskah NBG 188, jilid 4. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia; Perpustakaan Nasional RI; Universitas Hasanuddin; Yayasan Hadji Kalla; KITLV-Jakarta, 2024, xxv+815 pp.

Kisah berkisar pada Sawérigading yang berlayar menjelajahi berbagai negeri. Pelayaran tersebut, selian untuk melihat tata cara pemerintahan kerajaan yang lain, menghadiri pesta kebesaran, juga pelayaran yang membawanya kepada perjodohan dengan sejumlah sepupu sekalinya. Istri-istri yang kemudian disebut sebagai To Mallimpoé. Rute perjalanan yang tak jauh dari Luwuq dalam pelayaran Sawérigading, adalah wilayah kekuasaan dari paman-pamannya: Dusung negeri La Tenriangkeq, Ussu negeri To Pakkellareng, Siwa dan Larompong negeri La Tenrigellaq, Lompoq negeri La Temmallureng, Sama negeri I La Lumpongeng, Walinono negeri La Pattaungeng, Buluq negeri La Tenrilekkeq, Sao Lebbaq negeri La Temmallolong, Buakaja negeri La Mappabombang, Baébunta negeri La Tenrioddang, Pompessi negeri La Mattuppuang, Matana negeri La Pattingelleq, Takkébiro negeri La Pangoriseng. Sementara itu, di Alé Luwuq, Wé Tenriabéng sedang dipersiapkan upacara tuppu jurug-nya: sebuah upacara yang dipimpin oleh Bissu untuk keluar rumah dan menginjakkan kaki di tanah. Wé Tenriabéng sudah dewasa tetapi belum juga diupacarakan. Karena itu, segala upaya dilakukan agar Sawérigading dapat dihalangi supaya tak bertemu pandang dengan saudara kembarnya.

Compiled by Rétna Kencana Colliq Pujié Arung Pancana Toa, translated by Nurhayati Rahman, Basiah, Faisal Oddang.

Read More

Translate »